Dear Rodovidians, please, help us cover the costs of Rodovid.org web hosting until the end of 2025.

89.1% Complete

Sri Prabu Jayabaya / Maharaja Jayabhaya

Ur pennad tennet eus Rodovid BR, ar c'helc'hgeriadur digor.

Den:769406
Jump to: navigation, search
Lignez Airlangga
Reizh gourel
Anv a-bezh d'ar c'hanedigezh Sri Prabu Jayabaya / Maharaja Jayabhaya
Kerent

w Sri Baweswara / Sang Juru Panjalu [Airlangga]

Prabu Gendrayana [Yawastina]

Dewi Padmawati [Astina]

Wiki-pajenn wikipedia:Jayabaya

Darvoudoù

bugel: Dewi Sasanti [Jayabaya]

bugel: Sri Sarweswara [Jayabaya]

bugel: Ni Mas Ratu Pagedhongan / Ni Mas Ratu Anginangin [Jayabaya]

bugel: Dewi Pramuni [Jayabaya]

bugel: Dewi Pramesti [Jayabaya]

bugel: Jaya Amijaya [Jayabaya]

eured: Dewi Sara [?]

1135 ≤ ? ≤ 1157 titl: Panjalu, Daha, Raja Kediri bergelar Sri Maharaja Sang Mapanji Jayabhaya Sri Warmeswara Madhusudana Awataranindita Suhtrisingha Parakrama Uttunggadewa

Notennoù

Nama besar Jayabhaya tercatat dalam ingatan masyarakat Jawa, sehingga namanya muncul dalam kesusastraan Jawa zaman Mataram Islam atau sesudahnya sebagai Prabu Jayabaya. Contoh naskah yang menyinggung tentang Jayabaya adalah Babad Tanah Jawi dan Serat Aji Pamasa.

Dikisahkan Jayabaya adalah titisan Wisnu. Negaranya bernama Widarba yang beribu kota di Mamenang. Ayahnya bernama Gendrayana, putra Yudayana, putra Parikesit, putra Abimanyu, putra Arjuna dari keluarga Pandawa.

Permaisuri Jayabaya bernama Dewi Sara. Lahir darinya Jayaamijaya, Dewi Pramesti, Dewi Pramuni, dan Dewi Sasanti. Jayaamijaya menurunkan raja-raja tanah Jawa, bahkan sampai Majapahit dan Mataram Islam. Sedangkan Pramesti menikah dengan Astradarma raja Yawastina, melahirkan Anglingdarma raja Malawapati.

Jayabaya turun takhta pada usia tua. Ia dikisahkan moksha di desa Menang, Kecamatan Pagu, Kabupaten Kediri. Tempat petilasannya tersebut dikeramatkan oleh penduduk setempat dan masih ramai dikunjungi sampai sekarang.

Prabu Jayabaya adalah tokoh yang identik dengan ramalan masa depan Nusantara. Terdapat beberapa naskah yang berisi “Ramalan Joyoboyo”, antara lain Serat Jayabaya Musarar, Serat Pranitiwakya, dan lain sebagainya.

Dikisahkan dalam Serat Jayabaya Musarar, pada suatu hari Jayabaya berguru pada seorang ulama bernama Maolana Ngali Samsujen. Dari ulama tersebut, Jayabaya mendapat gambaran tentang keadaan Pulau Jawa sejak zaman diisi oleh Aji Saka sampai datangnya hari Kiamat.

Dari nama guru Jayabaya di atas dapat diketahui kalau naskah serat tersebut ditulis pada zaman berkembangnya Islam di Pulau Jawa. Tidak diketahui dengan pasti siapa penulis ramalan-ramalan Jayabaya. Sudah menjadi kebiasaan masyarakat saat itu untuk mematuhi ucapan tokoh besar. Maka, si penulis naskah pun mengatakan kalau ramalannya adalah ucapan langsung Prabu Jayabaya, seorang raja besar dari Kadiri.

Tokoh pujangga besar yang juga ahli ramalan dari Surakarta bernama Ranggawarsita sering disebut sebagai penulis naskah-naskah Ramalan Jayabaya. Akan tetapi, Ranggawarsita biasa menyisipkan namanya dalam naskah-naskah tulisannya, sedangkan naskah-naskah Ramalan Jayabaya pada umumnya bersifat anonim.

Pada prasasti Hantang, atau biasa juga disebut prasasti Ngantang, terdapat semboyan Panjalu Jayati, yang artinya Kediri menang. Prasasti ini dikeluarkan sebagai piagam pengesahan anugerah untuk penduduk desa Ngantang yang setia pada Kediri selama perang melawan Jenggala.

Dari prasasti tersebut dapat diketahui kalau Jayabhaya adalah raja yang berhasil mengalahkan Janggala dan mempersatukannya kembali dengan Kediri.

Kemenangan Jayabhaya atas Jenggala disimbolkan sebagai kemenangan Pandawa atas Korawa dalam kakawin Bharatayuddha yang digubah oleh empu Sedah dan empu Panuluh tahun 1157.


Eus an dud-kozh d'ar vugale-vihan

Tud-kozh
Sri Jayawarsa
titl: ~ 1104, Panjalu, Daha, Raja Kediri bergelar Sri Maharaja Jayawarsa Digjaya Sastraprabhu
marvidigezh: Dimakamkan di Gajapada
Tud-kozh
Kerent
Sri Baweswara / Sang Juru Panjalu
eured: Prabu Gendrayana
titl: 1117 ≤ ? ≤ 1130, Panjalu, Daha, Raja Kediri bergelar Sri Maharaja Rakai Sirikan Sri Bameswara Sakalabhuwana Tustikarana Sarwaniwariwirya Parakrama Digjaya Uttunggadewa
Kerent
 
== 3 ==
Sri Prabu Jayabaya / Maharaja Jayabhaya
eured: Dewi Sara
titl: 1135 ≤ ? ≤ 1157, Panjalu, Daha, Raja Kediri bergelar Sri Maharaja Sang Mapanji Jayabhaya Sri Warmeswara Madhusudana Awataranindita Suhtrisingha Parakrama Uttunggadewa
== 3 ==
Bugale
Astradarma
titl: Prabu Yawastina
eured: Dewi Pramesti
Sri Sarweswara
titl: 1159 ≤ ? ≤ 1161, Panjalu, Daha, Raja Kediri bergelar Sri Maharaja Rakai Sirikan Sri Sarweswara Janardanawatara Wijaya Agrajasama Singhadani Waryawirya Parakrama Digjaya Uttunggadewa
Bugale
Bugale-vihan
Sri Aryeswara
ganedigezh: ~ 1171, Panjalu, Daha, Raja Kediri bergelar Sri Maharaja Rake Hino Sri Aryeswara Madhusudanawatara Arijamuka
Bugale-vihan

Ostilhoù personel
Enklask araokaet
Yezhoù all