4.1.1.3.1.1.1. Panembahan Ratu II / Panembahan Girilaya (Pangeran Rasmi / Pangeran Karim)

Ur pennad tennet eus Rodovid BR, ar c'helc'hgeriadur digor.

Den:860512
Jump to: navigation, search
Lignez Cakrabuana
Reizh gourel
Anv a-bezh d'ar c'hanedigezh 4.1.1.3.1.1.1. Panembahan Ratu II / Panembahan Girilaya
Anvioù-tiegezh all Pangeran Rasmi / Pangeran Karim
Kentanvioù all Panembahan Adiningkusuma
Kerent

4.1.1.3.1.1.1. Pangeran Adipati Anom / Pangeran Adipati Carbon (Pangeran Sedang Gayem) [Gunung Djati II]

[1]

Darvoudoù

bugel: Panembahan Ketimang [Cirebon]

bugel: Panembahan Giyanti [Cirebon]

bugel: Bagus Jaka / Embah Sapujagat (Pati Tanda Moe) [Cirebon]

bugel: Pangeran Mas / Pangeran Adipati Kraton Katjirebonan (Pangeran Wangsakerta) [Cirebon]

bugel: Raden Toemenggoeng Kartawidjaja / Sultan Anom I (Abil Makarimi Badriddin Sultan Anom (Kanoman)) [Cirebon] a. a. 1723

eured: Nji Raden Ajoe ? (Amangkurat I) [?]

1649 - 1677 titl: Cirebon, Sultan Cirebon V

Notennoù

Panembahan Ratu II (1649-1677)

Setelah Panembahan Ratu I meninggal dunia pada tahun 1649, pemerintahan Kesultanan Cirebon dilanjutkan oleh cucunya yang bernama Pangeran Rasmi atau Pangeran Karim, karena ayah Pangeran Rasmi yaitu Pangeran Seda ing Gayam atau Panembahan Adiningkusumah meninggal lebih dahulu. Pangeran Rasmi kemudian menggunakan nama gelar ayahnya almarhum yakni Panembahan Adiningkusuma yang kemudian dikenal pula dengan sebutan Panembahan Girilaya atau Panembahan Ratu II.

Panembahan Girilaya pada masa pemerintahannya terjepit di antara dua kekuatan kekuasaan, yaitu Kesultanan Banten dan Kesultanan Mataram. Banten merasa curiga sebab Cirebon dianggap lebih mendekat ke Mataram (Amangkurat I adalah mertua Panembahan Girilaya). Mataram dilain pihak merasa curiga bahwa Cirebon tidak sungguh-sungguh mendekatkan diri, karena Panembahan Girilaya dan Sultan Ageng Tirtayasa dari Banten adalah sama-sama keturunan Pajajaran. Kondisi ini memuncak dengan meninggalnya Panembahan Girilaya di Kartasura dan ditahannya Pangeran Martawijaya dan Pangeran Kartawijaya di Mataram.

Panembahan Girilaya adalah menantu Sultan Agung Hanyakrakusuma dari Kesultanan Mataram. Makamnya di Jogjakarta, di bukit Girilaya, dekat dengan makam raja raja Mataram di Imogiri, Kabupaten Bantul. Menurut beberapa sumber di Imogiri maupun Girilaya, tinggi makam Panembahan Girilaya adalah sejajar dengan makam Sultan Agung di Imogiri.

Mammennoù

  1. https://id.wikipedia.org/wiki/Kesultanan_Cirebon -

Eus an dud-kozh d'ar vugale-vihan

Tud-kozh
Kanjeng Ratu Kulon [Gp.1] / Ratu Mas Tinumpak (Ratu Mas Ayu Sakluh)
eured: 1. Sultan Agung / Raden Mas Djatmika (Raden Mas Rangsang)
marvidigezh: 1653, Putri Panembahan Ratu (Sultan Cirebon Ke 4 setelah Sunan Gunung Jati)
Panembahan Ratu I
ganedigezh: 1570, Cirebon
micher: Cirebon, Sultan Cirebon III ( 1589 - 1649 )
marvidigezh: 1649, Cirebon
Tud-kozh
Kerent
Kerent
 
== 3 ==
== 3 ==
Bugale
Raden Toemenggoeng Kartawidjaja / Sultan Anom I (Abil Makarimi Badriddin Sultan Anom (Kanoman))
ganedigezh: Cirebon
titl: 1677 - 1723, Cirebon, Sultan Kanoman I
marvidigezh: 1723, Cirebon
Pangeran Mas / Pangeran Adipati Kraton Katjirebonan (Pangeran Wangsakerta)
titl: 1677, Cirebon, Panembahan Agung Gusti Cirebon
Bugale
Bugale-vihan
Bugale-vihan

Ostilhoù personel
Enklask araokaet
Yezhoù all