KHR Abdullah bin Nuh g. 30 Mezheven 1905
Ur pennad tennet eus Rodovid BR, ar c'helc'hgeriadur digor.
Lignez | Wiratanudatar |
Reizh | gourel |
Anv a-bezh d'ar c'hanedigezh | KHR Abdullah bin Nuh |
Kerent
♂ KHR Nuh [Wiratanudatar] g. 1879 a. a. 20 Meurzh 1966 |
Darvoudoù
30 Mezheven 1905 ganedigezh:
Notennoù
Dilahirkan di Kampung Bojong Meron, Kota Cianjur, pada 30 Juni 1905. Sekembali dari Makkah, KH Abdullah bin Nuh belajar di Madrasah al-I’anah Cianjur yang didirikan oleh ayahandanya. Kemudian ia meneruskan pendidikan ke tingkat menengah di Madrasah Syamailul Huda di Pekalongan, Jawa Tengah. Bakat dan kemampuannya dalam sastra Arab di pesantren ini begitu menonjol. Dalam usia 13 tahun, ia sudah mampu membuat tulisan dan syair dalam bahasa Arab. Oleh gurunya, artikel dan syair karya Abdullah dikirim ke majalah berbahasa Arab yang terbit di Surabaya. Kemahirannya dalam bahasa Arab mengantarkan KH Abdullah bin Nuh dikirim ke Universitas al Azhar, Kairo, Mesir. Di sana ia masuk ke Fakultas Syariah dan mendalami fiqih Mazhab Syafii. Setelah dua tahun belajar di Al Azhar, KH Abdullah bin Nuh berhasil mendapat gelar Syahadatul ‘Alimiyyah yang memberinya hak untuk mengajar ilmu-ilmu Keislaman. Tahun 1945-1946, ia memimpin Badan Keamanan Rakyat (BKR) dan Tentara Keamanan Rakyat (TKR). Pada tahun 1948-1950, ia menjadi anggota Komite Nasional Indonesia Pusat (KNIP) di Yogyakarta. Kiai pejuang ini wafat pada 26 Oktober 1987, setelah kurang lebih 17 tahun bermukim di Bogor dan mengabdikan ilmu agamanya bagi masyarakat sekitar. Nasabnya dari laki laki KH Abdullah bin Nuh bin RH Idris, bin RH. Arifin, bin RH Sholeh putra, RH Muhyiddin Natapradja bin Aria Wiratanudatar V bin Aria Wiratanudatar IV bin Aria Wiratanudatar III bin Aria Wiratanudatar II bin Aria Wiratanudatar I bin Aria Wangsagoparana Nasab dari perempuan KH Abdullah bin Nuh bin RH Idris, binti Samroh bin H Abdul Halim/Ratu Ibad, Sukaraja, Bogor binti Ratu Naqibah binti Ratu Dewi binti Ratu Kawung bin Pangeran Purbaya bin Sultan Abul Fattah/Sultan Ageng Tirtayasa, Banten bin Sultan Abul Maali bin Sultan Abul Makfir Mahmud abdul Kadir Kenari bin Sultan Maulana Muhammad bin Sultan Maulana Yusuf bin Sultan Maulana Hasanudin, Banten bin Sunan Gunung Jati, Cirebon
Eus an dud-kozh d'ar vugale-vihan