Dyah Banowati / Kanjeng Ratu Mas Hadi

Ur pennad tennet eus Rodovid BR, ar c'helc'hgeriadur digor.

Den:26383
Jump to: navigation, search
Lignez Pajang
Reizh benel
Anv a-bezh d'ar c'hanedigezh Dyah Banowati / Kanjeng Ratu Mas Hadi
Kentanvioù all Ratu Mas Adi Dyah Banowati
Kerent

Pangeran Benawa / Sultan Prabuwijaya (AbdulHalim) [Sultan Hadiwijaya] a. a. 1587

Darvoudoù

ganedigezh: Diputus : 26361

bugel: 3. Pangeran Bumidirja ? (Ki Bumi) [Brawijaya]

bugel: 13. Pangeran Koesoemadiningrat or Pgn Koesoema Diningrat (1.1.1.5.28x ) [Kesultanan Mataram]

bugel: 6. Kanjeng Ratu Mas Sekar [Brawijaya]

bugel: 5. Ratu Mas Sekar / Ratu Pandansari (Raden Ajeng Walik) [Mataram] a. a. 21 C'hwevrer 1659

eured: 8. Panembahan Hadi Prabu Hanyokrowati / Raden Mas Jolang (Panembahan Seda ing Krapyak) [Kesultanan Mataram] a. a. 1613

1593 bugel: Kuto Gede - Kesultanan Mataram, 1. Sultan Agung / Raden Mas Djatmika (Raden Mas Rangsang) [Mataram] g. 1593 a. a. 1645

Notennoù

Pangeran Benawa

Menurut tradisi Jawa, Pangeran Benawa adalah raja Pajang ketiga dan memerintah tahun 1586-1587, bergelar Prabuwijaya.


Silsilah Pangeran Benawa

Pangeran Benawa adalah putera Hadiwijaya atau Jaka Tingkir, raja pertama Pajang. Sejak kecil ia dipersaudarakan dengan Sutawijaya, anak angkat ayahnya, yang mendirikan Kerajaan Mataram.

Pangeran Benawa memiliki putri bernama Dyah Banowati yang menikah dengan Mas Jolang putra Sutawijaya. Dyah Banowati bergelar Ratu Mas Adi, yang kemudian melahirkan Sultan Agung, raja terbesar Mataram.

Selain itu, Pangeran Benawa juga memiliki putra bernama Pangeran Radin, yang kelak menurunkan Yosodipuro dan Ronggowarsito, pujangga-pujangga besar Kasunanan Surakarta.


Kisah Hidup Pangeran Benawa

Pangeran Benawa dikisahkan sebagai seorang yang lembut hati. Ia pernah ditugasi ayahnya untuk menyelidiki kesetiaan Sutawijaya terhadap Pajang. Waktu itu Benawa berangkat bersama Arya Pamalad (kakak iparnya yang menjadi adipati Tuban) dan Patih Mancanegara.

Sutawijaya menjamu ketiga tamunya dengan pesta. Putra sulung Sutawijaya yang bernama Raden Rangga tidak sengaja membunuh seorang prajurit Tuban, membuat Arya Pamalad mengajak rombongan pulang.

Sesampai di Pajang, Arya Pamalad melaporkan keburukan Sutawijaya, bahwa Mataram berniat memberontak terhadap Pajang. Sementara itu Benawa melaporkan kebaikan Sutawijaya, bahwa terbunuhnya prajurit Tuban karena ulahnya sendiri.

Sutawijaya akhirnya terbukti memerangi Pajang tahun 1582, dan berakhir dengan kematian Hadiwijaya. Pangeran Benawa yang seharusnya naik takhta disingkirkan oleh kakak iparnya, yaitu Arya Pangiri adipati Demak.

Benawa kemudian menjadi adipati Jipang Panolan. Pada tahun 1586 ia bersekutu dengan Sutawijaya untuk menurunkan Arya Pangiri dari takhta, karena kakak iparnya itu dianggap kurang adil dalam memerintah.

Dikisahkan, Arya Pangiri hanya sibuk menyusun usaha balas dendam terhadap Mataram. Orang-orang Demak juga berdatangan, sehingga warga asli Pajang banyak yang tersisih. Akibatnya, penduduk Pajang sebagian menjadi penjahat karena kehilangan mata pencaharian, dan sebagian lagi mengungsi ke Jipang.

Persekutuan Benawa dan Sutawijaya terjalin. Gabungan pasukan Mataram dan Jipang berhasil mengalahkan Pajang. Arya Pangiri dipulangkan ke Demak. Benawa menawarkan takhta Pajang kepada Sutawijaya. Namun Sutawijaya menolaknya. Ia hanya meminta beberapa pusaka Pajang untuk dirawat di Mataram.

Sejak itu, Pangeran Benawa naik takhta menjadi raja baru di Pajang bergelar Prabuwijaya.


Akhir Kerajaan Pajang

Naskah-naskah babad memberitakan versi yang berlainan tentang akhir pemerintahan Pangeran Benawa. Ada yang menyebut Benawa meninggal dunia tahun 1587, ada pula yang menyebut Benawa turun takhta menjadi ulama di Gunung Kulakan bergelar Sunan Parakan. Bahkan ada yang menyatakan bahwa Pangeran Benawa menuju ke arah barat dan membangun sebuah pemerintahan yang sekarang bernama Pemalang. Konon beliau juga meninggal di Pemalang, di desa Penggarit.

Sepeninggal Benawa, Kerajaan Pajang berakhir pula, dan kemudian menjadi bawahan Mataram. Yang diangkat menjadi bupati di Pajang ialah Pangeran Gagak Baning adik Sutawijaya. Setelah meninggal, Gagak Baning digantikan putranya yang bernama Pangeran Sidawini.


Kepustakaan

Andjar Any. 1980. Raden Ngabehi Ronggowarsito, Apa yang Terjadi? Semarang: Aneka Ilmu
Andjar Any. 1979. Rahasia Ramalan Jayabaya, Ranggawarsita & Sabdopalon. Semarang: Aneka Ilmu
Babad Tanah Jawi, Mulai dari Nabi Adam Sampai Tahun 1647. (terj.). 2007. Yogyakarta: Narasi
H.J. de Graaf dan T.H. Pigeaud. 2001. Kerajaan Islam Pertama di Jawa. Terj. Jakarta: Pustaka Utama Grafiti
Moedjianto. 1987. Konsep Kekuasaan Jawa: Penerapannya oleh Raja-raja Mataram. Yogyakarta: Kanisius
Purwadi. 2007. Sejarah Raja-Raja Jawa. Yogyakarta: Media Ilmu


Eus an dud-kozh d'ar vugale-vihan

Tud-kozh
Kanjeng Sultan Hadiwijoyo / Joko Tingkir
titl: 1568, Sultan Pajang
marvidigezh: 1582
3.4.1.1.3. Sunan Prawoto I
titl: 1546 - 1549, Demak
marvidigezh: 1549, Demak
Ratu Mas Pambayun
ganedigezh: Level 1 = Putera ke 2 dari Sultan Trenggono Demak Bintoro
eured: Kyai Ageng Lang / Pangeran Langgar
eured: Kyai Ageng Lang / Pangeran Langgar
3. Sunan Prawoto / Panembahan Prawoto I (Sultan Mukmin)
eured:
titl: 1546 - 1549, Demak Bintoro, Sultan Demak IV
marvidigezh: 1549, Demak Bintoro
5. Retna Kencana / Ratu Mas Kalinyamat
ganedigezh: 1514, Demak Bintoro
eured: Pangeran Kalinyamat / Pangeran Toyib / Pangeran Tanduran / Tjie Bin Tang
titl: 10 Ebrel 1527 - 1536, Jepara, Kanjeng Ratu Kalinyamat
marvidigezh: 1579, Jepara, Dimakamkan di dekat makam Pangeran Kalinyamat di desa Mantingan.
9. Pangeran Timur / Pangeran Mas Kumambang (Rangga Jumena)
titl: Panembahan Mas -
micher: 18 Gouere 1568 - 1586, Bupati Madiun Ke 1, Hari jadi Kabupaten Madiun
3.4.1.1.5. Ratu Mas Kalinyamat
marvidigezh: 1579, Mantingan
Sultan Hadiwidjoyo / Joko Tingkir (Mas Karebet)
eured:
eured: 3.4.1.1.2. Ratu Mas Cempaka
eured: Ratu Mas Kodok Ijo
titl: 1549 - 1582, Pajang, Sultan Pajang
marvidigezh: 1582, Pajang
Tud-kozh
Kerent
Pangeran Aryo Benowo / Abdulhalim
titl: Sultan Pajang II
Kanjeng Pangeran Haryo Sindusono
ganedigezh: Level 1 = Putera; Adalah trah urutan pertama/putera dari (pancer) Kanjeng Sultan Pajang / Joko Tingkir 1568-1582 );
Pangeran Benawa / Sultan Prabuwijaya (AbdulHalim)
micher: 1582, Adipati Jipang Panolan
titl: 1586 - 1587, Pajang, Sultan Pajang II bergelar Sultan Prabuwijaya
marvidigezh: 1587, Pajang
Kerent
 
== 3 ==
Pangeran Radin
ganedigezh: DIPUTUS AYAHNYA : 26361
8. Panembahan Hadi Prabu Hanyokrowati / Raden Mas Jolang (Panembahan Seda ing Krapyak)
eured: Dyah Banowati / Kanjeng Ratu Mas Hadi
eured: Ratu Tulungayu
eured:
titl: 1601 - 1613, Kota Gede, Mataram, Sultan Mataram Ke 2 bergelar Sri Susuhunan Adi Prabu Hanyakrawati Senapati-ing-Ngalaga Mataram
marvidigezh: 1613
titl: 1613, "Anumerta Panembahan Seda ing Krapyak"
== 3 ==
Bugale
4. Pangeran Arya Martapura / Adipati Martopuro (Raden Mas Wuryah)
ganedigezh: 1605, Kotagede
marvidigezh: 1688, Magelang
11. Gusti Ratu Wirokusumo
ganedigezh: Ing Djipang
1. Kanjeng Ratu Batang [Gp.2] / Ratu Ayu Wetan (R.Ayu Prahilla)
ganedigezh: Setelah Kanjeng Ratu Kulon (Cirebon) diusir dari Keraton, berubah nama menjadi Kanjeng Ratu Kulon
eured: 1. Sultan Agung / Raden Mas Djatmika (Raden Mas Rangsang)
Kanjeng Ratu Kulon [Gp.1] / Ratu Mas Tinumpak (Ratu Mas Ayu Sakluh)
eured: 1. Sultan Agung / Raden Mas Djatmika (Raden Mas Rangsang)
marvidigezh: 1653, Putri Panembahan Ratu (Sultan Cirebon Ke 4 setelah Sunan Gunung Jati)
1. Sultan Agung / Raden Mas Djatmika (Raden Mas Rangsang)
ganedigezh: 1593, Kuto Gede - Kesultanan Mataram
eured: 1. Kanjeng Ratu Batang [Gp.2] / Ratu Ayu Wetan (R.Ayu Prahilla)
eured: Kanjeng Ratu Kulon [Gp.1] / Ratu Mas Tinumpak (Ratu Mas Ayu Sakluh)
eured: Mas Ayu Wangen
eured: Mas Ayu Sekar Rini
titl: 1613 - 1645, Mataram, SULTAN MATARAM KE 4 bergelar Panembahan Hanyakrakusuma atau Prabu Pandita Hanyakrakusuma
marvidigezh: 1645, Pajimatan Imogiri
Pangeran Pekik Suroboyo Panembahan Romo ING Kadjoran
eured: 5. Ratu Mas Sekar / Ratu Pandansari (Raden Ajeng Walik)
marvidigezh: 1663, Kotagede Yogyakarta, Dimakamkan di Makam Banyusumurup, Imogiri
5. Ratu Mas Sekar / Ratu Pandansari (Raden Ajeng Walik)
eured: Pangeran Pekik Suroboyo Panembahan Romo ING Kadjoran
marvidigezh: 21 C'hwevrer 1659, Kotagede Yogyakarta, Dimakamkan di Pajimatan Imogiri
Raden Prasmo (Pangeran Cakraningrat I)
titl: Panembahan Madura I (Tahun 1624 - 1648)
eured: 6. Kanjeng Ratu Mas Sekar
Bugale
Bugale-vihan
6. Sunan Prabu Amangkurat Agung / Susuhunan Ing Alaga (Raden Mas Sayidin)
ganedigezh: 24 Mezheven 1619
titl: 1646 - 13 Gouere 1677, SULTAN MATARAM KE 4 bergelar Kanjeng Susuhunan Prabu Amangkurat Agung (Amangkurat 1)
marvidigezh: 13 Gouere 1677, Wanayasa, Banyumas
Pangeran Pekik / Pangeran Anom
micher: 1625, Surabaya, 1. Menjadi Pemimpin Ulama Ampel : 1625 - 1630 2. Bupati Pasuruan ( dibawah Pemerintahan Mataram : 2. Menjadi Bupati Surabaya II ( dibawah Pemerintahan Mataram ) : 1630 - 1663
eured: Ratu Pandansari , Mataram
marvidigezh: 1663, Mataram, Dihukum mati oleh Sunan Amangkurat I karena permasalahan calon selir Raja . Dikebumikan di Pasarean Banyusumurup, Imogiri, Bantul, Yogyakarta.
Raden Demang Melayakusuma
marvidigezh: 1647, Mataram (city)
Kyai Bagus
micher: Mataram, Lurah Wirobumi
Kyai Bekel
micher: Lurah Lundong Kebumen
Bugale-vihan

Ostilhoù personel
Enklask araokaet
Yezhoù all