Kanjeng Pangeran Tumenggung Adipati Purbonagoro - Taolenn an diskennidi

Ur pennad tennet eus Rodovid BR, ar c'helc'hgeriadur digor.

Den:178775
Jump to: navigation, search
Ezhomm en deus hor servijer eus kalz loazioù evit diskwel gwezennoù bras. Setu perak ne c'hall gwelout an arvererien dizanv nemet 7 remziad diagentidi ha 7 remziad diskennidi en ur wezenn. Ma vennit gwelout ul lignez a-bezh hep enskrivadur, ouzhpennit an testenn ?showfulltree=yes e dibenn chomlec'h URL ar bajenn-mañ. Mar plij, ne lakait e neblec'h all ebet ul liamm eeun ouzh ur wezenn a-bezh.
11/1 <?> Kanjeng Pangeran Tumenggung Adipati Purbonagoro [Mangkunegara I]
KPTA Purbanagoro pernah menjabat sebagai Bupati Kediri Propinsi Jawa Timur

2

21/2 <1> Raden Ayu Tumenggung Tirtokusumo [?]
Raden Ayu Tumenggung Tirtokusumo adalah istri Bupati Blora
32/2 <1> Raden Mas Tumenggung Wironagoro [Mangkunegoro I]
43/2 <1> Bendoro Raden Ajeng Ngaisah [Mangkunegara I]
eured: <2> Kanjeng Susuhunan Pakubuwono Vlll [Pakubuwono VIII] g. 20 Ebrel 1789 a. a. 28 Kerzu 1861

3

51/3 <4+2> Gusti Kanjeng Ratu Bendoro [Pakubuwono VIII]
62/3 <2> Raden Mas Panji Sumodiwiryo [Tirtokusumo]
73/3 <4+2> Gusti Kanjeng Ratu Kencono [Gp.Hb.6.1] ? (Gusti Kanjeng Ratu Hamengku Buwono, Pakubuwono VIII) [Pakubuwono VIII]
84/3 <3> Kanjeng Raden Mas Tumenggung Sutanogoro [Mangkunegoro I]

4

141/4 <8+4> 11. Raden Mas Tumenggung Kartowadono / Wiratmojo [Mangkunegoro I]
ganedigezh: 16 Mezheven 1860, Purworejo
desaverezh: 1874, Masuk sekolah Jawa dan lulu Ujian Pendadaran Calon Priyayi Alit
eured: <5> Burni Sudarmilah [Cokronagoro I]
micher: 1878, Ampel, Menjadi carik (juru tulis) di Kabupaten Ampel dengan nama Wiroatmojo
micher: 1879, Ampel, Diangkat menjadi ‘griffier’ (mantri) pada ‘Pradoto’ Kabupaten Ampel dan beliau berganti nama menjadi Raden Ronggo Joyosugito kemudian menjadi Panewu Distrik Kota Surakarta
eured: <6> Atmodiwati / Rubini [Wongsonegoro]
micher: 1896, Boyolali, Menjadi Kliwon Polisi Boyolali dengan nama Raden Ngabehi Kartowadono
eured: <7> Citrowati / Siti Kalsum [Tejokusumo]
micher: 1916, Sukoharjo, Menjadi Kliwon Polisi Kepala di Kabupaten Sukoharjo
marvidigezh: 23 Kerzu 1929, Surakarta, Solo, Dimakamkan di pemakaman Gedong Obat Kartosuro
92/4 <5+?> Pangeran Hario Hadiwijoyo II [Amangkurat IV]
103/4 <6> Raden Ayu Poncogerjito [?]
114/4 <7+3> Gusti Raden Ajeng Kusdilah [Hb.6.14] [Hamengku Buwono VI]
125/4 <7+3> Gusti Kanjeng Ratu Sasi [Hb.6.15] [Hamengku Buwono VI]
136/4 <5+?> Raden Ayu Kustiyah [Amangkurat IV]
eured: <11> Kanjeng Susuhunan Pakubuwono IX / Raden Mas Duksino [Pakubuwono] g. 22 Kerzu 1830 a. a. 16 Meurzh 1893

5

151/5 <13+11> Kanjeng Susuhunan Pakubuwono X / Sunan Panutup (Raden Mas Malikul Kusno) [Pakubuwono X]
ganedigezh: 29 Du 1866, Surakarta
eured: <12> Ratu Mandayaretna [Pakubuwono III]
eured: <13> B. R. A. Soemarti [Mangkunegara IV]
eured: <14> R. A. Pandamroekmi [Pandamroekmi]
eured: <15> R. A. Tranggonoroekmi [Tranggonoroekmi]
eured: <16> B. R. A. Retno Poernomo [Rejodipuro]
titl: 30 Meurzh 1893 - 1 C'hwevrer 1939, Sampeyandalem Ingkang Sinuhun Kanjeng Susuhunan Pakubuwana X
eured: <17> Gusti Kanjeng Ratu Hemas [Hb.7.61] [Hamengku Buwono VII] a. a. 28 Mae 1944, Yogyakarta
marvidigezh: 1 C'hwevrer 1939, Surakarta
Sri Susuhunan Pakubuwana X (lahir: Surakarta, 1866 – wafat: Surakarta, 1939) adalah raja Kasunanan Surakarta yang memerintah tahun 1893 – 1939.

Kisah Kelahiran Nama aslinya adalah Raden Mas Malikul Kusno, putra Pakubuwana IX yang lahir dari permaisuri Raden Ayu Kustiyah, pada tanggal 29 November 1866. Konon, kisah kelahirannya menjadi cermin ketidakharmonisan hubungan antara ayahnya dengan pujangga Ranggawarsita. Dikisahkan, pada saat Ayu Kustiyah baru mengandung, Pakubuwana IX bertanya apakah anaknya kelak lahir laki-laki atau perempuan. Ranggawarsita menjawab kelak akan lahir hayu. Pakubuwana IX kecewa mengira anaknya akan lahir cantik alias perempuan. Padahal ia berharap mendapat bisa putra mahkota dari Ayu Kustiyah.

Selama berbulan-bulan Pakubuwana IX menjalani puasa atau tapa brata berharap anaknya tidak lahir perempuan. Akhirnya, Ayu Kustiyah melahirkan Malikul Kusno. Pakubuwana IX dengan bangga menuduh ramalan Ranggawarsita meleset.

Ranggawarsita menjelaskan bahwa istilah hayu bukan berarti ayu atau "cantik", tetapi singkatan dari rahayu, yang berarti "selamat". Mendengar jawaban Ranggawarsita ini, Pakubuwana IX merasa dipermainkan, karena selama berbulan-bulan ia terpaksa menjalani puasa berat.

Ketidakharmonisan hubungan Pakubuwana IX dengan Ranggawarsita sebenarnya dipicu oleh fitnah pihak Belanda yang sengaja mengadu domba keturunan Pakubuwana VI dengan keluarga Yasadipuran.

Masa Pemerintahan

Kereta khusus untuk mengangkut jenazah Pakubuwana X ke Yogyakarta menuju pemakaman raja-raja Mataram di Imogiri.Malikul Kusno naik takhta sebagai Pakubuwana X pada tanggal 30 Maret 1893 menggantikan ayahnya yang meninggal dua minggu sebelumnya. Masa pemerintahannya ditandai dengan kemegahan tradisi dan suasana politik kerajaan yang cenderung stabil, di samping itu juga merupakan penanda babak baru bagi Kasunanan Surakarta dari kerajaan tradisional menuju era modern.Pakubuwono X menikah dengan Ratu Hemas (putri Raja Hamengkubuwono VII) dan dikaruniai seorang putri yang bernama GKR Pembajoen

Meskipun berada dalam tekanan politik pemerintah kolonial Hindia Belanda, namun melalui simbol budayanya Pakubuwana X tetap mampu mempertahankan wibawa kerajaan. Pakubuwana X sendiri juga mendukung organisasi Sarekat Islam cabang Solo, yang saat itu merupakan salah satu organisasi pergerakan nasional Indonesia.

Pakubuwana X meninggal dunia pada tanggal 1 Februari 1939. Ia disebut sebagai [[Sunan Panutup]] atau raja besar Surakarta yang terakhir oleh rakyatnya. Pemerintahannya kemudian digantikan oleh putranya yang bergelar Pakubuwana XI.
162/5 <9> KPH Soekirman Mangun Wijaya [Amangkurat IV]
173/5 <10> Raden Ayu Poncopranowo I [?]
184/5 <12+10> Raden Mas Soecipto Hadiwijoyo [Hb.5.9.1] [Hamengku Buwono V / Hamengku Buwono III]
195/5 <12+10> Raden Mas Soengkowo Hadiwijoyo [Hb.5.9.2] [Hamengku Buwono V / Hamengku Buwono III]
206/5 <12+10> Raden Mas Dracman Sahid Hadiwijoyo [Hb.5.9.3] [Hamengku Buwono V]
217/5 <14> Raden Ayu Sadiyah [Kartowardono]
228/5 <14> Raden Ayu Robiatu Adawiyah [Kartowardono]
239/5 <14> Raden Ayu Mariati [Kartowardono]
2410/5 <14> Raden Mas Ngabehi Mangunpandoyo [Kartowardono]
2511/5 <14> Raden Mas Tumenggung Secodiningrat [Kartowardono]
2612/5 <14> Raden Ayu Maharsi [Kartowardono]
2713/5 <14> Raden Ayu Endang Nowawi [Kartowardono]
2814/5 <14> Raden Ayu Harinah [Kartowardono]
2915/5 <14> Raden Surasno [Kartowardono]
3016/5 <14> Raden Ayu Suyanah [Kartowardono]
3117/5 <14> Raden Mas Soediono [Kartowardono]
3218/5 <14> Raden Mas Sutoyo Cokropranoto [Kartowardono]
3319/5 <14> Kanjeng Raden Mas Tumenggung Sutanto Sutonagoro [Kartowardono]
3420/5 <14> Raden Mas Sahitman Sosroatmojo [Kartowardono]
3521/5 <14> Kanjeng Raden Mas Tumenggung Sulistiyo Wironagoro [Kartowardono]
3622/5 <14> Raden Ayu Andira [Kartowardono]
3723/5 <14> Raden Mas Sumeto [Kartowardono]
3824/5 <14> Raden Ayu Suminah [Kartowardono]
3925/5 <14> Kanjeng Raden Mas Tumenggung Sugoto Kartonagoro [Kartowardono]
4026/5 <14> Raden Mas Sumiwo [Kartowardono]
4127/5 <14> Raden Ayu Sumawi [Kartowardono]
4228/5 <14> Raden Ayu Sukatin [Kartowardono]
4329/5 <14> Raden Agoes Soeparwo [Kartowardono]

6

571/6 <15+16> Kanjeng Gusti Pangeran Haryo Kusumoyudo [Pb.10.5] (Bendoro Raden Mas Abimanyu) [Pakubuwono X]
ganedigezh: 17 Genver 1884
eured: <18> Gusti Kanjeng Ratu Hangger II [Hb.7.33] [Hamengku Buwono VII] , <19> R. A. Setiopoespito [Setiopoespito] g. 1894? a. a. 16 Mae 1985
marvidigezh: 16 Genver 1956
douaridigezh: Imogiri, Bantul
442/6 <15+12> Kanjeng Susuhunan Pakubuwono XI [Pakubuwono XI]
ganedigezh: 1886, Surakarta
eured: <20> Raden Ayu Kuspariyah / Gusti Kanjeng Ratu Pakoe Boewono [Pakubuwono]
eured: <21> G. K. R. Kentjono [Sosrodiningrat]
eured: <22> R. A. Dojoresmi [Dojoresmi]
eured: <23> R. A. Dojoningsih [Dojoningsih]
eured: <24> R. A. Dojosoemo [Dojosoemo]
eured: <25> R. A. Dojoasmoro [Dojoasmoro]
eured: <26> R. A. Dojoningrat [Dojoningrat]
titl: 26 Ebrel 1939 - 1945, Surakarta, Raja Kasunanan Surakarta Ke-10 [1939-1945]
marvidigezh: 1945, Surakarta
Sri Susuhunan Pakubuwana XI (lahir: Surakarta, 1886 – wafat: Surakarta, 1945) adalah raja Kasunanan Surakarta yang memerintah pada tahun 1939 – 1945.

Riwayat Pemerintahan Nama aslinya adalah Raden Mas Antasena, putra Pakubuwana X yang lahir dari permaisuri Ratu Mandayaretna, pada tanggal 1 Februari 1886. Ia naik takhta sebagai Pakubuwana XI pada tanggal 26 April 1939.

Pemerintahan Pakubuwana XI terjadi pada masa sulit, yaitu bertepatan dengan meletusnya Perang Dunia Kedua. Ia juga mengalami pergantian pemerintah penjajahan dari tangan Belanda kepada Jepang sejak tahun 1942. Pihak Jepang menyebut Surakarta dengan nama Solo Koo.Ia digantikan Pakubuwana XII
463/6 <15+17> Kanjeng Pangeran Haryo Djatikusumo [Pb.10.23] (Bendoro Kanjeng Pangeran Haryo Purbonegoro) [Pakubuwono X]
ganedigezh: 1 Gouere 1917, Solo
eured: <27> Bendoro Raden Ayu Jatikusumo [Hb.7.78] (R. A. Soeharsi Widianti) [Hamengku Buwono VII] , Yogyakarta
ganedigezh: 1 Mezheven 1946 - 1 Meurzh 1948, Rembang, Panglima Divisi V Ronggolawe
micher: 1948 - 1949, Jakarta, Kepala Staf TNI Angkatan Darat I
micher: 1958 - 1960, Singapura, Duta Besar RI untuk Singapura
micher: 1959 - 1960, Jakarta, Menteri Muda Perhubungan Darat dan Pos, Telegraf dan Telepon Kabinet Kerja I
micher: 1960 - 1962, Jakarta, Menteri Perhubungan Darat dan Pos, Telegraf dan Telepon Kabinet Kerja II
micher: 1962 - 1963, Jakarta, Menteri Muda Perhubungan Darat dan Pos, Telegraf dan Telepon Kabinet Kerja III
marvidigezh: 4 Gouere 1992
604/6 <15+17> G. K. R. Pembajoen [Pakubuwono X]
ganedigezh: 25 Meurzh 1919
eured: <28> R. A. A. M. Sis Tjakraningrat [Cakraadiningrat II] a. a. 24 Gwengolo 1992
eured: <29> R. A. A. Muhammad Roeslan Tjakraningrat [?] , <30> R. A. Hatimah [Notoadiningrat]
marvidigezh: 10 Gouere 1988, Ciputat, Tangerang Selatan
douaridigezh: Imogiri, Bantul
585/6 <15> Kanjeng Pangeran Haryo Suryohamijoyo [Pb.10.32] [Pakubuwono X]
eured: <31> Raden Ajeng Suharti [Hb.7.19.1] (Bendoro Raden Ayu Suryohamijoyo) [Danurejo VII]
eured: <32> R. A. Retno Pradopo [Retno Pradopo]
eured: <33> R. A. Koeroetien [Koeroetien]
eured: <34> R. A. Pradoponingsih [Pradoponingsih]
marvidigezh: 1972, Rumah Sakit Panti Kosala, Surakarta
douaridigezh: Astana Imogiri, Bantul
456/6 <15> G.p.h.k. Suryo Suman [Pakubuwono X]
477/6 <16+?> Pangeran Hario Sutecky Wijaya [Amangkurat IV]
488/6 <17> Raden Demang Poncosantoho II [?]
499/6 <15+16> Gusti Bendoro Raden Ayu Retno Puwoso [Pakubuwono X] 5010/6 <15> Bendoro Raden Ayu Suryodiningrat [Pb.10.?] (Bendoro Raden Ajeng Kusatima) [Pakubuwono X] 5111/6 <20> Raden Mas Agoes Budiarto [Hb.5.9.3.1] [Hamengku Buwono V / Hamengku Buwono III]
5212/6 <20> Raden Ayu Tuti Sulastri [Hb.5.9.3.2] [Hamengku Buwono V / Hamengku Buwono III]
5313/6 <20> Raden Ayu Agoes Anwari [Hb.5.9.3.3] [Hamengku Buwono V / Hamengku Buwono III]
5414/6 <20> Raden Mas Agoes Wiradat [Hb.5.9.3.4] [Hamengku Buwono V / Hamengku Buwono III]
5515/6 <20> Raden Ayu Ien Harsini [Hb.5.9.3.5] [Hamengku Buwono V / Hamengku Buwono III]
5616/6 <20> Raden Ayu Siti Waito Sahid Sudarjo Hadi Atmojo [Hb.5.9.3.6] [Hamengku Buwono V / Hamengku Buwono III]
5917/6 <15> Kanjeng Gusti Pangeran Haryo Hadiwidjojo Maharsi Tama [Pakubuwono X]
KGPH. Hadiwidjojo merupakan pendiri Universitas Saraswati, Surakarta
6118/6 <15> G. P. H. Poespokoesoemo [Pakubuwono X]
6219/6 <15> G. R. A. Koesprapti [Pakubuwono X] 6320/6 <15> Gusti Raden Ajeng Kusniyah (G. K. R. Alit) [Pakubuwono X] 6421/6 <15+14> G. R. A. Koesdinah (G. R. A. Brotodiningrat) [Pakubuwono X]
G. R. A. Brotodiningrat adalah seorang tokoh paranormal yang menjadi penasihat spiritual/Kejawen Keraton Surakarta.
6522/6 <15+15> G. R. A. Koes Salbijah (G. R. A. Poernomo Hadiningrat) [Pakubuwono X] 6623/6 <20> Raden Mas Teguh Pambudi [Hamengku Buwono V]
6724/6 <15> G. R. A. Koesindinah (G. R. A. Tjokrodiningrat) [Pakubuwono X] 6825/6 <15+16> G. R. A. Koesrahmani (G. R. A. Adipati Djojonegoro) [Pakubuwono X]
eured: <44> K. P. H. Adipati Djojonegoro [Sosrodiningrat IV] , Keraton Surakarta Hadiningrat
6926/6 <15> G. R. A. Koestantinah (G. R. A. Woerjaningrat) [Pakubuwono X] 7027/6 <15> Kanjeng Gusti Pangeran Haryo Kusumobroto [Pakubuwono X]

7

1051/7 <59> Bendoro Raden Mas Hapsoro Wresnowiro (K. P. H. Djojoningprang) [Pakubuwono X]
micher: Rektor Universitas Islam Sultan Agung, Semarang
eured: <106!> B. R. A. Koespinah [Paku Alam VII]
BRM. Hapsoro Wresnowiro adalah teman BRM. Dorodjatoen (Sri Sultan Hamengkubuwono IX) saat kuliah di Belanda.
722/7 <49+36> Kanjeng Gusti Pangeran Adipati Ario Paku Alam VIII / Bendoro Raden Mas Haryo Sularso Kunto Suratno (Kanjeng Pangeran Haryo Prabu Suryodilogo) [Pakualaman]
ganedigezh: 10 Ebrel 1910, Yogyakarta
eured: <48> Kanjeng Bendoro Raden Ayu Purnamaningrum [Pakualaman]
eured: <49> Kanjeng Raden Ayu Ratnaningrum [?]
titl: 13 Ebrel 1937, Yogyakarta, Kanjeng Pangeran Haryo Prabu Suryodilogo
titl: 1942 - 11 Gwengolo 1998, Yogyakarta, Kanjeng Gusti Pangeran Adipati Ario Paku Alam VIII
micher: 1 Here 1988 - 3 Here 1998, Yogyakarta, Wakil Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta
marvidigezh: 11 Gwengolo 1998, Yogyakarta
Pendidikan yang ditempuh adalah Europesche Lagere School Yogyakarta, Christelijk MULO Yogyakarta, AMS B Yogyakarta, Rechtshoogeschool te Batavia (Sekolah Tinggi Hukum di Jakarta - sampai tingkat candidaat). Pada 13 April 1937 ia ditahtakan sebagai Kanjeng Gusti Pangeran Adipati Ario Prabu Suryodilogo menggantikan mendiang ayahnya. Setelah kedatangan Bala Tentara Jepang pada tahun 1942 ia mulai menggunakan gelar Kanjeng Gusti Pangeran Adipati Ario Paku Alam VIII.

Pada 19 Agustus 1945 bersama Hamengkubuwono IX, Paku Alam VIII mengirimkan telegram kepada Sukarno dan Hatta atas berdirinya RI dan terpilihnya mereka sebagai Presiden dan Wakil Presiden. Pada 5 September 1945 secara resmi KGPAA Paku Alam VIII mengeluarkan Amanat/Maklumat (semacam dekrit kerajaan) bergabungnya Kadipaten Pakualaman dengan Negara Republik Indonesia. Sejak saat itulah kerajaan terkecil pecahan Mataram ini menjadi daerah Istimewa. Melalui Amanat Bersama antara Hamengkubuwono IX dan Paku Alam VIII dan dengan persetujuan Badan Pekerja Komite Nasional Daerah Yogyakarta pada tanggal 30 Oktober tahun yang sama, ia berdua sepakat untuk menggabungkan Daerah Kasultanan dan Kadipaten dengan nama Daerah Istimewa Yogyakarta.

Jabatan yang dipangku selanjutnya adalah Wakil Kepala Daerah Istimewa, Wakil Ketua Dewan Pertahanan DIY (Oktober 1946), Gubernur Militer DIY dengan pangkat Kolonel (1949 setelah agresi militer II). Mulai tahun 1946-1978 Paku Alam VIII sering menggantikan tugas sehari-hari Hamengkubuwono IX sebagai kepala daerah istimewa karena kesibukan Hamengkubuwono IX sebagai menteri dalam berbagai kabinet RI. Selain itu ia juga menjadi Ketua Panitia Pemilihan Daerah DIY dalam pemilu tahun 1951, 1955, dan 1957; Anggota Konstituante (November 1956); Anggota MPRS (September 1960) dan terakhir adalah Anggota MPR RI masa bakti 1997-1999 Fraksi Utusan Daerah.

Setelah Hamengkubuwono IX mangkat pada tahun 1988, Paku Alam VIII menggantikan sang mendiang menjadi Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta sampai akhir hayatnya pada tahun 1998. Perlu ditambahkan bahwa pada 20 Mei 1998 ia bersama Hamengkubuwono X mengeluarkan Maklumat untuk mendukung Reformasi Damai untuk Indonesia. Maklumat tersebut dibacakan di hadapan masyarakat dalam acara yang disebut Pisowanan Agung. Beberapa bulan setelahnya ia menderita sakit dan meninggal pada tahun yang sama. Sri Paduka Paku Alam VIII tercatat sebagai wakil Gubernur terlama (1945-1998) dan Pelaksana Tugas Gubernur terlama (1988-1998) serta Pangeran Paku Alaman terlama (1937-1998).
1033/7 <44+25> G. R. M. Soerjosoeksoro (G. P. H. Notopoero) [Pakubuwono XI]
ganedigezh: 15 Gouere 1922
714/7 <44+20> Kanjeng Susuhunan Pakubuwono XII [Pakubuwono XII]
ganedigezh: 4 Ebrel 1925, Surakarta
eured: <50> Kanjeng Raden Ayu Pradapaningrum [Pakubuwono]
eured: <50!> Kanjeng Raden Ayu Pradapaningrum [Pakubuwono]
eured: <51> K. R. A. Retnodiningroem [Retnodiningroem] g. 1928? a. a. 13 Mae 2021
eured: <52> K. R. A. Poedjoningroem [Poedjoningroem]
titl: 11 Mezheven 1945 - 11 Genver 2004, Surakarta, Raja Susuhunan Surakarta ke-11 [1945-2004]
marvidigezh: 11 Mezheven 2004, Surakarta
Sri Susuhunan Pakubuwana XII (lahir: Surakarta, Jawa Tengah, 1925 – wafat: Surakarta, Jawa Tengah, 2004) adalah raja Kasunanan Surakarta yang memerintah pada tahun 1945 – 2004.

Riwayat Pemerintahan Nama aslinya adalah Raden Mas Suryaguritna, putra Pakubuwana XI yang lahir dari permaisuri Raden Ayu Kuspariyah pada tanggal 14 April 1925. Ia naik takhta sebagai Pakubuwana XII pada tanggal 11 Juni 1945.

Awal pemerintahan Pakubuwana XII hampir bersamaan dengan lahirnya Republik Indonesia. Negara baru ini menjadikan Yogyakarta dan Surakarta sebagai provinsi-provinsi berstatus Daerah Istimewa.

Belanda yang tidak merelakan kemerdekaan Indonesia berusaha merebut kembali negeri ini dengan kekerasan. Pada bulan Januari 1946 ibu kota Indonesia terpaksa pindah ke Yogyakarta karena Jakarta jatuh ke tangan Belanda.

Pemerintahan Indonesia saat itu dipegang oleh Sutan Syahrir sebagai perdana menteri, selain Presiden Sukarno selaku kepala negara. Sebagaimana umumnya pemerintahan suatu negara, muncul golongan oposisi yang tidak mendukung sistem pemerintahan Sutan Syahrir, misalnya kelompok Jenderal Sudirman.

Karena Yogyakarta menjadi pusat pemerintahan, secara otomatis Surakarta yang merupakan saingan lama menjadi pusat oposisi. Kaum radikal bernama Barisan Banteng yang dipimpin Dr. Muwardi dengan berani menculik Pakubuwana XII sebagai bentuk protes terhadap pemerintah Indonesia.

Barisan Banteng berhasil menguasai Surakarta sedangkan pemerintah Indonesia tidak menumpasnya karena pembelaan Jendral Sudirman. Bahkan, Jendral Sudirman juga berhasil mendesak pemerintah sehingga mencabut status daerah istimewa yang disandang Surakarta. Sejak tanggal 1 Juni 1946 Kasunanan Surakarta hanya berstatus karesidenan yang menjadi bagian wilayah provinsi Jawa Tengah. Pemerintahan dipegang oleh kaum sipil, sedangkan kedudukan Pakubuwana XII hanya sebagai simbol saja.

Pada awal pemerintahannya, Pakubuwana XII dinilai gagal mengambil peran penting dan memanfaatkan situasi politik Republik Indonesia, sehingga pamornya di mata rakyat kalah dibanding Hamengkubuwana IX di Yogyakarta.

Meskipun gagal secara politik, namun Pakubuwana XII tetap menjadi figur pelindung kebudayaan Jawa. Pada zaman reformasi, para tokoh nasional, misalnya Gus Dur, tetap menghormatinya sebagai salah satu sesepuh tanah Jawa.

Pakubuwana XII meninggal dunia pada tanggal 11 Juni 2004. Sepeninggalnya [[terjadi perebutan takhta]] antara Pangeran Hangabehi dangan Pangeran Tejowulan, yang masing-masing menyatakan diri sebagai Pakubuwana XIII.
1085/7 <65+42> B. R. A. Moerjati Soedibjo [Hadiningrat]
ganedigezh: 5 Genver 1928, Surakarta
eured: <53> K. R. M. H. Soedibjo Poerbo Hadiningrat [Hadiningrat]
Hj. DR. BRA. Mooryati Soedibyo, S.S., M. Hum. adalah Wakil Ketua II Majelis Permusyawaratan Rakyat, Presiden Direktur Mustika Ratu, dan salah satu pencetus ide kontes pemilihan Puteri Indonesia yang digelar setiap tahun. Mooryati Soedibyo tercatat oleh MURI sebagai peraih gelar doktor tertua di Indonesia, dan sebagai "Empu Jamu". Ia juga masuk sebagai urutan nomor 7 dalam daftar 99 wanita paling berpengaruh di Indonesia 2007 versi majalah Globe Asia.

Biografi

Cucu Sri Susuhunan Pakoe Boewono X Keraton Surakarta ini terkenal dengan segala hal yang berkaitan dengan kecantikan, jamu tradisional, dan lingkungan keraton. Sejak usia 3 tahun ia tinggal di Keraton Surakarta yang dikenal sebagai sumber kebudayaan Jawa. Di keraton itu, ia mendapat pendidikan secara tradisional yang menekankan pada tata krama, seni tari klasik, kerawitan, membatik, ngadi saliro ngadi busono, mengenal tumbuh-tumbuhan berkhasiat, meramu jamu, dan kosmetika tradisional dari bahan alami, bahasa sastra Jawa, tembang dengan langgam mocopat, aksara Jawa Kuno, dan bidang seni lainnya.

Tahun 1973, hobi minum jamu Mooryati Soedibyo yang dilakukan sejak masih belia, akhirnya dikembangkannya sebagai usaha. Ramuan jamu resep Keraton Surakarta yang semula diberikan kepada teman-temannya, akhirnya berubah menjadi bisnis. Produknya mulai diekspor ke kurang lebih 20 negara, diantaranya Rusia, Belanda, Jepang, Afrika Selatan, Timur Tengah, Malaysia dan Brunei.[3] Produknya juga berkembang menjadi 800 buah produk, mulai dari balita, umum, super, dan premium. Diawali dengan produk untuk orang tua sampai dengan remaja puterinya.

Tahun 1990 ia meluncurkan ajang Puteri Indonesia, yang dikembangkannya setelah menyaksikan acara Miss Universe di Bangkok tahun 1990. Mooryati yang sering berkunjung ke luar negeri untuk mengadakan seminar, pameran mau pun sendiri mulai ingin membuat ajang Puteri Indonesia. Dari sini timbul keinginannya untuk membuat wanita Indonesia percaya diri tampil di dunia internasional.Hal ini sebelumnya telah dipelopori oleh Andi Nurhayati yang semenjak tahun 70-an menjadi pemegang franchise pengiriman Miss-miss-an kelas internasional, begitu pula nama majalah Femina yang sudah bertahun-tahun sebelumnya menyelenggarakan pemilihan Putri Remaja Indonesia, yang menghasilkan gadis-gadis paling enerjik, cerdas dan modern se Indonesia. Kini Mooryati Soedibyo, berupaya menggabungkan kesemua itu dalam ajang Pemilihan Puteri Indonesia.

Lalu ia mengeluarkan ide tersebut ke Badan Pengembangan Eksport Nasional, dan disetujui. Mooryati akhirnya membentuk Yayasan Puteri Indonesia dan menjadi Ketua Umum. Tapi ajang Pemilihan Puteri Indonesia tak sepenuhnya disetujui masyarakat. Bahkan menjadi polemik sampai sekarang. Mooryati sendiri telah berhasil mengadakan ajang Pemilihan Puteri Indonesia sampai yang ke-enam kalinya. Dan pernah vakum selama 3 tahun (1997,1998,1999) karena kondisi dan situasi negara yang tidak memungkinkan.
766/7 <47+?> Pangeran Hario Arya Kusumo Wijaya [Amangkurat IV]
micher: Director of Foreign affairs and finances of Asia Africa Foundation
micher: Vice Chairman of Global Trustee
micher: Vice Chairman - Aria International Corp.
eured:
eured: <54> Rina Risnawati [Risnawati] g. 10 Kerzu 1973 a. a. 22 Here 2018
eured: <55> Raden Ayu Diane Ekawaty [Wijaya] g. 21 Eost 1975, Jakarta
eured: 6 Mae 2004, Cirebon
eured: <55!> Raden Ayu Diane Ekawaty [Wijaya] g. 21 Eost 1975, <56> RAy. Siti Angelina Gayatri [Wijaya] g. 18 Eost 1975
marvidigezh: 29 Mae 2021
737/7 <45+35> Raden Ayu Suniati [Pakubuwono]
748/7 <45+35> Raden Ayu Suniasri [Pakubuwono]
759/7 <45+35> Bendoro Raden Mas Bambang Suryo Sunindyo [Pakubuwono]
7710/7 <56> Raden Mas Eddy Sarwono [Hb.5.9.3.6.1] [Hamengku Buwono V / Hamengku Buwono III]
7811/7 <56> Raden Ayu Erny Soedaryati [Hb.5.9.3.6.2] [Hamengku Buwono V / Hamengku Buwono III]
7912/7 <56> Raden Ayu Etri Wahyuhidayati [Hb.5.9.3.6.3] [Hamengku Buwono V / Hamengku Buwono III]
8013/7 <56> Raden Ayu Esti Iwardani [Hb.5.9.3.6.4] [Hamengku Buwono V / Hamengku Buwono III]
8114/7 <58+31> Kanjeng Raden Mas Haryo Suryo Baswo S. [Hb.7.19.1.4] [Pakubuwono X]
8215/7 <58+31> Bendoro Raden Mas Suryo Danindro S. [Hb.7.19.1.3] [Pakubuwono X]
8316/7 <58+31> Bendoro Raden Ajeng Murhardining [Hb.7.19.1.2] (Bendoro Raden Ayu Cipto Yuwono) [Pakubuwono X] 8417/7 <58+31> Bendoro Raden Ajeng Kusniati [Hb.7.19.1.1] (Bendoro Raden Ayu Suryo) [Pakubuwono X]
8518/7 <59> B. R. A. Nedima Koesmarkiah [Pakubuwono X] 8619/7 <60+28> Bendoro Raden Mas Munier Tjakraningrat (K. P. H. Pakuningrat) [Cakraadiningrat II] 8720/7 <61> Bendoro Raden Mas Puspo Makmun Firmansjah [Pakubuwono X]
8821/7 <44+20> Gusti Raden Ajeng Sapariyam (G. K. R. Sekar Kedaton) [Pakubuwono XI]
8922/7 <62+38> R. A. Siti Handajoe Padmonagoro [Padmonagoro]
9023/7 <60+28> B. R. A. Koes Siti Marlia [Tjakraningrat]
9124/7 <60+28> B. R. A. Koes Sistijah Siti Mariana [Tjakraningrat]
9225/7 <60+29> Bendoro Raden Mas Muhammad Malikul Adil Tjakraningrat [Cakraadiningrat II]
9326/7 <58> K. P. H. Soerjo Windrojo Hamidjojo [Pakubuwono X]
9427/7 <63+40> Bendoro Raden Mas Prawironagoro [Pakubuwono IX]
9528/7 <44+21> K. G. P. H. Mangkoeboemi [Pakubuwono XI]
9629/7 <44+21> G. K. R. Hajoe [Pakubuwono XI]
9730/7 <44+21> G. K. R. Bendoro [Pakubuwono XI]
9831/7 <44+21> G. K. R. Tjondrokirono [Pakubuwono XI] 9932/7 <44+23> G. R. M. Danoerwendo (K. G. P. H. Hangabehi) [Pakubuwono XI]
10033/7 <44+23> G. R. M. Soerjolelono (K. G. P. H. Praboewidjojo) [Pakubuwono XI]
10134/7 <44+23> G. R. A. Koesoemodartojo [Pakubuwono XI]
10235/7 <44+25> G. R. M. Soerjodarmojo (G. P. H. Bintoro) [Pakubuwono XI]
10436/7 <44+20> G. K. R. Kedaton [Pakubuwono XI]
10637/7 <49+36> B. R. A. Koespinah [Paku Alam VII] 10738/7 <65+42> B. R. A. Moertini [Hadiningrat]
10939/7 <65+42> B. R. A. Moertijah [Hadiningrat]
11040/7 <66> Raden Mas Bagas Satria Nugraha [Hamengku Buwono V]
11141/7 <67+43> Bendoro Raden Mas Indropoetro [Pakubuwono IX]
11242/7 <67+43> Bendoro Raden Mas Indroatmodjo [Pakubuwono IX]
11343/7 <67+43> Bendoro Raden Mas Indradi [Pakubuwono IX]
11444/7 <47+?> Pangeran Hario Rayno Priowitjaksono Wijaya [Wijaya] 11545/7 <49+36> B. R. A. Soelastri (B. R. A. Soegirwo) [Paku Alam VII]
11646/7 <49+36> B. R. A. Koesbandinah (B. R. A. Soetardjo Kartoningprang) [Paku Alam VII]
11747/7 <49+36> B. R. A. Koesdarinah (B. R. A. Harjono Djoeroemartani) [Paku Alam VII]
11848/7 <49+36> B. R. A. Koesbinah (B. R. A. Soegoto Kartonegoro) [Paku Alam VII]
11949/7 <57+19> B. R. A. Tamasri [Pakubuwono X] 12050/7 <57+18> G. R. A. Siti Djinzoelkari [Pakubuwono X]
GRA. Siti Djinzoelkari meninggal dalam usia muda.
12151/7 <57+19> B. P. H. Soemodiningrat [Pakubuwono X]
12252/7 <63+40> Bendara Raden Ayu Koeshartati [Pakubuwono X]

8

1711/8 <85+58> w K. R. A. Trisoetji Djoeliati [Soerjowidjojo]
ganedigezh: 28 Du 1936, Jakarta
eured: <63> Ahmad Badawi Kamal [Kamal]
eured: <64> Sartono Wondowisastro [Wondowisastro]
1392/8 <72+48> w Kanjeng Gusti Pangeran Adipati Ario Paku Alam IX / Bendoro Raden Mas Haryo Ambarkusumo [Pakualam VIII]
ganedigezh: 7 Mae 1938, Yogyakarta
eured: <65> Koesoemarini / Kanjeng Bendoro Raden Ayu Paku Alam IX [Pakualaman] a. a. 20 Kerzu 2011
titl: 26 Mae 1999 - 21 Du 2015, Yogyakarta
marvidigezh: 21 Du 2015, Yogyakarta
1553/8 <72+49> w Kanjeng Pangeran Hario Anglingkusumo / Kanjeng Angling [Pakualam VIII]
ganedigezh: 8 Genver 1944, Yogyakarta
eured: <66> Kanjeng Raden Ayu Setianingsih Moerwengdyah Anglingkusumo [?]
1404/8 <71+50> Sri Susuhunan Pakubuwono XIII / Kanjeng Gusti Pangeran Haryo Hangabehi (Gusti Raden Mas Suryo Partono) [Pakubuwono XIII]
ganedigezh: 28 Mezheven 1948, Surakarta
eured: <67> Kanjeng Raden Ayu Adipati Pradapaningsih [?]
eured: <68> Nuk Kusumaningdiah (Kanjeng Raden Ayu Endang Kusumaningdiah) [Kusumaningdiah]
eured: <69> Winarti Sri Harjani (Kanjeng Raden Ayu Winarti) [Harjani]
titl: 18 Gouere 2009, Surakarta, Raja Kasunanan Surakarta ke-12 [2009-...]
SISKS Pakubuwana XIII (Bahasa Jawa: Sri Susuhunan Pakubuwono XIII) adalah gelar yang mewakili Sunan Kasunanan Surakarta yang ke-13; yang awalnya diklaim oleh 2 pihak. Setelah meninggalnya Pakubuwana XII tanpa putra mahkota yang jelas karena ia tidak memiliki Ratu yang formal (permaisuri), maka dua putra Pakubuwana XII dari ibu yang berbeda saling mengakui tahta ayahnya. Putra yang tertua, Hangabehi, oleh keluarga didaulat sebagai penguasa keraton (istana) dan keluarga juga secara sepihak mengusir Pangeran Tejowulan; dua-duanya mengklaim pemangku tahta yang sah, dan masing-masing menyelenggarakan acara pemakaman ayahnya secara terpisah. Akan tetapi, konsensus keluarga telah mengakui bahwa Hangabehi yang diberi gelar SISKS Pakubuwana XIII. Pada tanggal 18–19 Juli 2009 diselenggarakan upacara di keraton untuk merayakan pengangkatan tahta dengan iringan Tari Bedhaya Ketawang yang biasanya hanya ditampilkan khusus pada acara ini saja. Para tamu yang hadir terdiri dari tamu penting lokal dan asing dan juga Pangeran Tejowulan. Namun saat ini konflik dua Raja Kembar telah usai setelah Pangeran Tejowulan melemparkan tahta Pakubuwana kepada kakaknya yakni Pangeran Hangabehi dalam sebuah rekonsiliasi resmi yang di prakarsai oleh Pemerintah Kota Surakarta bersama DPR-RI, dan Pangeran Tejowulan sendiri menjadi mahapatih (pepatih dalem) dengan gelar KGPHPA (Kanjeng Gusti Pangeran Haryo Panembahan Agung)
1965/8 <119+61> R. A. Theodora Tamtrinah [Joedohadiningrat]
ganedigezh: 15 Eost 1948
marvidigezh: 9 Du 1982
1746/8 <71+50> G. R. A. Koes Handarijah (Gusti Kanjeng Ratu Sekar Kencono) [Pakubuwono XII]
ganedigezh: 1951?
eured: <70> K. R. M. H. Himbokusumo [Himbokusumo]
marvidigezh: 5 Du 2020, Surakarta
douaridigezh: Imogiri, Bantul
1927/8 <71+50> Gusti Raden Ayu Kus Isbandijah (Gusti Kanjeng Ratu Retno Dumilah) [Pakubuwono XII]
ganedigezh: 24 Gouere 1954
marvidigezh: 26 Mae 2021
douaridigezh: Imogiri, Bantul
1418/8 <71+51> Kanjeng Gusti Pangeran Haryo Panembahan Agung Tedjowulan / Gusti Raden Mas Suryo Sutejo [Pakubuwono]
ganedigezh: 3 Eost 1954, Surakarta
eured: <71> Raden Ayu Nanik Indiastuti ? (Gusti Kanjeng Ratu Hemas) [?]
titl: Mezheven 2012, Surakarta, Mahapatih Kasunanan Surakarta
1899/8 <108+53> Putri Kus Wisnu Wardani [Hadiningrat]
ganedigezh: 20 Gwengolo 1959, Jakarta
Putri Kuswisnuwardhani, MBA adalah seorang pengusaha Indonesia.

Sejak 2011, ia menerima tongkat kepemimpinan dari ibunya Mooryati Soedibyo, pendiri sekaligus perintis PT Mustika Ratu, perusahaan kosmetika ternama. Selaku bos salah satu perusahaan dalam negeri yang cukup berpengaruh, ia berkomitmen untuk terus berperan aktif dalam membantu melindungi pasar domestik dari serbuan kosmetik impor yang tidak aman.

Riwayat pendidikan

  • Master of Business Administration, National University, Inglewood, California, USA (1988 s.d. 1990)

Riwayat karir

  • Anggota Dewan Pertimbangan Presiden (2019 s.d. sekarang)
  • Sekretaris Komite Ekonomi dan Industri Nasional/KEIN (2016-2020)
  • Wakil Ketua Umum Kadin Indonesia Bidang Industri Tradisional Berbasis Budaya (2013-sekarang)
  • Ketua Umum AMIN (Asosiasi Merek Indonesia) (2011-sekarang)
  • Ketua Umum PPA Kosmetika Indonesia (Perhimpunan Perusahaan & Asosiasi Kosmetika Indonesia) (2010-sekarang)
  • Dewan Pembina Yayasan Pedagang Nusantara (2009-sekarang)
  • Ketua Dewan Pembina Yayasan Puteri Indonesia (YPI) (2005-sekarang)
17210/8 <71+50> G. R. A. Kus Indriah (Gusti Kanjeng Ratu Hayu) [Pakubuwono XII]
ganedigezh: 19 Here 1961
17311/8 <71+50> G. R. A. Kus Murtiah (Gusti Kanjeng Ratu Wandansari) [Pakubuwono XII]
ganedigezh: 1962, Surakarta
eured: <72> Eddy Supriono (Kanjeng Pangeran Haryo Wirabhumi) [Supriono] g. 1963
17712/8 <71+52> Gusti Raden Mas Nur Muchammad (Gusti Pangeran Haryo Cahyoningrat) [Pakubuwono XII]
ganedigezh: 1962?
marvidigezh: 9 Here 2020
douaridigezh: Astana Pajimatan Ki Ageng Ngenis, Laweyan, Surakarta
13713/8 <76+54> RA. Alia Ayu Andarini ? (Wijaya, Amangkurat IV) [?]
ganedigezh: 21 Gwengolo 1994, Jakarta
eured: <73> K. P. H Rizky Darmawansyah Mandong [Mandong] g. 1 Eost 1992
13114/8 <76+55> R. Panindra Dwi Ramadhani Wijaya [Amangkurat IV]
ganedigezh: 11 Genver 1997
13215/8 <76+55> RA. Febry Widhuri Damayanti Wijaya [Amangkurat IV]
ganedigezh: 17 Genver 1999
eured: <74> K. P. H Clever Michael Angello Tamawiwy [Tamawiwy] g. 13 Mae 1998
13816/8 <76+56> RA. Inka Maheswari Akeya Putri Wijaya [Amangkurat IV]
ganedigezh: 16 C'hwevrer 2013, Jakarta
16817/8 <72+48> Bendoro Raden Ayu Retno Widanarni [Pakualam VIII]
eured: <75> Hersapandi [?]
marvidigezh: 18 Mezheven 2021, Yogyakarta
16718/8 <72+48> Kanjeng Pangeran Haryo Tjondrokusumo [Pakualam VIII]
marvidigezh: 9 Meurzh 2023, Kulonprogo, Hastana Giriganda
12319/8 <73> Wim [?]
12420/8 <74> Tori [?]
12521/8 <74> Nino [?]
12622/8 <74> Devi [?]
12723/8 <74> Sony [?]
12824/8 <74> Dendi [?]
12925/8 <75> Doni [?]
13026/8 <75> Putri [?]
13327/8 <76+55> RA. Tiara Aprilia Rizky Wijaya [Amangkurat IV]
13428/8 <76> RA. Pricilla Salzabila Putri Wijaya [Amangkurat IV]
13529/8 <76> RA. Alia Shanaya Putri Wijaya [Amangkurat IV]
13630/8 <76> RA Asyifa Putri Kusuma Wijaya [Amangkurat IV]
14231/8 <80> Raden Bagus Adi Bunyamin [Hb.5.9.3.6.4.1] [Hamengku Buwono V / Hamengku Buwono III]
14332/8 <80> Raden Bagus Farits Alqadri [Hb.5.9.3.6.4.2] [Hamengku Buwono V / Hamengku Buwono III]
14433/8 <79> Raden Roro Datrisya Oktobrina [Hb.5.9.3.6.3.1] [Hamengku Buwono V / Hamengku Buwono III]
14534/8 <79> Raden Bagus Muhammad Fitra Syahputra [Hb.5.9.3.6.3.2] [Hamengku Buwono V / Hamengku Buwono III]
14635/8 <79> Raden Bagus Edli Ray Mesa [Hb.5.9.3.6.3.3] [Hamengku Buwono V / Hamengku Buwono III]
14736/8 <78> Raden Roro Diyah Permatasari [Hb.5.9.3.6.2.1] [Hamengku Buwono V / Hamengku Buwono III]
14837/8 <78> Raden Roro Intan Kartini [Hb.5.9.3.6.2.2] [Hamengku Buwono V / Hamengku Buwono III]
14938/8 <78> Raden Bagus Ahmat Berijan [Hb.5.9.3.6.2.3] [Hamengku Buwono V / Hamengku Buwono III]
15039/8 <78> Raden Bagus Jamrud Tullah [Hb.5.9.3.6.2.4] [Hamengku Buwono V / Hamengku Buwono III]
15140/8 <77> Raden Nganten Desy Indah Susiani [Hb.5.9.3.6.1.1] [Hamengku Buwono V / Hamengku Buwono III]
15241/8 <77> Raden Roro Dewi Anggraeni [Hb.5.9.3.6.1.2] [Hamengku Buwono V / Hamengku Buwono III]
15342/8 <77> Raden Roro Ari Kusumowardani [Hb.5.9.3.6.1.3] [Hamengku Buwono V / Hamengku Buwono III]
15443/8 <84> Raden Mas Suryo Kusnanto [Hb.7.19.1.1.1] [Pakubuwono X]
15644/8 <72+49> Kanjeng Pangeran Haryo Probokusumo [Pakualam VIII]
15745/8 <72+49> Bendoro Raden Ayu Retno Sundari [Pakualam VIII]
15846/8 <72+49> Bendoro Raden Ayu Retno Sewayani [Pakualam VIII]
15947/8 <72+49> Kanjeng Pangeran Haryo Songkokusumo [Pakualam VIII]
16048/8 <72+49> Bendoro Raden Ajeng Retno Pudjawati [Pakualam VIII]
16149/8 <72+49> Kanjeng Pangeran Haryo Ndoyokusumo [Pakualam VIII]
16250/8 <72+49> Kanjeng Pangeran Haryo Wijoyokusumo [Pakualam VIII]
16351/8 <72+48> Bendoro Raden Ayu Retno Martani [Pakualam VIII]
16452/8 <72+48> Kanjeng Pangeran Haryo Gondhokusumo [Pakualam VIII]
16553/8 <72+48> Bendoro Raden Ayu Retno Suskamdani [Pakualam VIII]
16654/8 <72+48> Bendoro Raden Ayu Retno Rukmini [Pakualam VIII]
16955/8 <72+48> Kanjeng Pangeran Haryo Indrokusumo [Pakualam VIII]
17056/8 <76+56> RA Kirana Risendria Asmorojati Wijaya [Amangkurat IV]
17557/8 <71+50> G. R. M. Surjosuseno [Pakubuwono XII]
17658/8 <71+50> G. R. A. Kus Supijah (Gusti Kanjeng Ratu Galuh Kencono) [Pakubuwono XII]
17859/8 <93> K. R. M. H. Tommy Wibowo Hamidjojo [Pakubuwono X]
17960/8 <103> B. R. A. Gini Notopoero [Pakubuwono XI]
18061/8 <103> Bendoro Raden Mas Nugroho Iman [Pakubuwono XI]
18162/8 <103> Bendoro Raden Mas Dino Notopoero [Pakubuwono XI]
18263/8 <103> Bendoro Raden Mas Bowil Notopoero [Pakubuwono XI]
18364/8 <103> Bendoro Raden Mas Surjo Sugiharto [Pakubuwono XI]
18465/8 <99> K. P. H. Danursunu [Pakubuwono XI]
18566/8 <86+59> R. A. Kus Sismulistiawati [Cakraadiningrat II]
18667/8 <86+59> M. Andree Tjakraningrat [Cakraadiningrat II]
18768/8 <86+59> Kus Mikailla [Cakraadiningrat II]
18869/8 <86+59> M. Endrawan [Cakraadiningrat II]
19070/8 <108+53> Djoko Ramiadji [Hadiningrat]
19171/8 <108+53> Harjo Tedjo Baskoro [Hadiningrat]
19372/8 <114> RA. Clarissa Ardiya Putri Wicaksono Wijaya [Wijaya]
19473/8 <114> R.Rayfan Prio Adhi Nugroho Wijaya [Wijaya]
19574/8 <114> R.Raditya Rachman Wijaya [Wijaya]
19775/8 <71+52> G. R. A. Kus Ismanijah [Pakubuwono XII] 19876/8 <122+62> Soeharmi [Pakubuwono X]
19977/8 <122+62> Siti Naidini Partini [Pakubuwono X]
Views
Ostilhoù personel
Enklask araokaet